NASKAH DRAMA BAWANG MERAH, BAWANG PUTIH DAN BAWANG HIJAU SINGKAT
[Setelah Ibu Bawang Putih meninggal,
Ayah Bawang Putih Yang merantau Tidak tahu kemana. Lalu bawang putih diasuh
oleh saudaranya sendiri Yaitu Ibu bawang merah dan bawang hijau, Hal ini
menjadikan hidup Bawang Putih tidak bahagia. Bersama anaknya yang bernama
Bawang Merah dan Bawang Hijau, wanita tua itu memperlakukan Bawang Putih seenak
hatinya.]
Ibu bawang hijau& bawang merah:
"Bawang Putihhhhh!!!"
Bawang Putih: [Datang dengan tergopoh-gopoh] "Iya, Bu."
Ibu bawang hijau& bawang merah : "Dari mana aja sih kamu. Dipanggil dari tadi, lama banget!”
Bawang Merah: [Tiba-tiba datang dan mendorong Bawang Putih hingga jatuh] "Ini bersihin Cuciannya! ."
Bawang Putih: [Menghela napas. Tapi, mau tak mau dilakukan juga.]
[Ibu Bawang Merah bawang hijau dan Bawang Merah tertawa kecil melihat hal tersebut.]
***
[Karena kelakuan ibu bawang merah dan bawang hijau dan kakak-kakak saudaranya, Bawang Putih merasa sedih hatinya. Ia sekarang sebatang kara. Tak ada yang bisa dijadikannya tempat bersandar sejak ibunya meninggal dan ayahnya yang meninggalkannya]
Bawang Putih: [Menatap bintang di langit dengan sedih.] "Oh, Tuhan, kenapa hidupku seperti ini? Orang-orang terdekatku kini sudah tiada semuanya. Tak ada orang yang mengasihiku kini."
[Bawang Putih berdoa, semoga ada seseorang laki-laki baik hati yang datang dan menjadi kekasihnya. Doa tersebut dicatat oleh malaikat dan diperdengarkan kepada Tuhan.]
***
BABAK 3:
Bawang Putih: [Datang dengan tergopoh-gopoh] "Iya, Bu."
Ibu bawang hijau& bawang merah : "Dari mana aja sih kamu. Dipanggil dari tadi, lama banget!”
Bawang Merah: [Tiba-tiba datang dan mendorong Bawang Putih hingga jatuh] "Ini bersihin Cuciannya! ."
Bawang Putih: [Menghela napas. Tapi, mau tak mau dilakukan juga.]
[Ibu Bawang Merah bawang hijau dan Bawang Merah tertawa kecil melihat hal tersebut.]
***
[Karena kelakuan ibu bawang merah dan bawang hijau dan kakak-kakak saudaranya, Bawang Putih merasa sedih hatinya. Ia sekarang sebatang kara. Tak ada yang bisa dijadikannya tempat bersandar sejak ibunya meninggal dan ayahnya yang meninggalkannya]
Bawang Putih: [Menatap bintang di langit dengan sedih.] "Oh, Tuhan, kenapa hidupku seperti ini? Orang-orang terdekatku kini sudah tiada semuanya. Tak ada orang yang mengasihiku kini."
[Bawang Putih berdoa, semoga ada seseorang laki-laki baik hati yang datang dan menjadi kekasihnya. Doa tersebut dicatat oleh malaikat dan diperdengarkan kepada Tuhan.]
***
BABAK 3:
[suatu
hari bawang putih mencuci di sungai yang biasanya ia datangi dan di saat sedang
mencuci tiba-tiba ada seorang pangeran yang diam-diam memperhatikannya dan
mendatanginya karena kekagumannya terhadap wajah cantik bawang putih yang ia
temui]
Pangeran: "Wahai, gadis cantik, , bolehkah saya bertanya siapakah nama kamu?"
Bawang Putih: [Menoleh ke asal suara. Dan mundur beberapa langkah karena tatapan tajam Pangeran. Kemudian, ia menunduk.] "Silakan, Tuan. Apa yang hendak Tuan tanyakan kepada hamba?
Bawang Putih: "Nama hamba, Bawang Putih, Pangeran."
[Begitulah pertemuan pertama antara Pangeran dan Bawang Putih. Pertemuan tersebut membekas di hati Pangeran. Sehingga, diam-diam, Pangeran memperhatikan Bawang Putih. Karena ia sudah jatuh cinta.]
***
BABAK 4:
Pangeran: "Wahai, gadis cantik, , bolehkah saya bertanya siapakah nama kamu?"
Bawang Putih: [Menoleh ke asal suara. Dan mundur beberapa langkah karena tatapan tajam Pangeran. Kemudian, ia menunduk.] "Silakan, Tuan. Apa yang hendak Tuan tanyakan kepada hamba?
Bawang Putih: "Nama hamba, Bawang Putih, Pangeran."
[Begitulah pertemuan pertama antara Pangeran dan Bawang Putih. Pertemuan tersebut membekas di hati Pangeran. Sehingga, diam-diam, Pangeran memperhatikan Bawang Putih. Karena ia sudah jatuh cinta.]
***
BABAK 4:
[di
hari kemudian bawang putih mencuci baju lagi di sungai tersebut dan dengan
tidak sengaja bawang putih lupa akan apa yang dilakukannya sehingga baju yang
dicucinya tersebut hanyut terbawa aliran sungai dan itu membuat bawang hijau
marah karena kecerobohan bawang putih]
Bawang hijau : “dari mana saja kamu ini cuci baju
apa main-main lama banget pulangnya sampai sore gini”
Bawang putih : “maaf bawang hijau aku tadi tidak
sengaja menghilangkan baju kamu yang terbawa arus sungai dan aku tadi berusaha untuk
mencari nya sehingga aku pulang nya agak lama”[ menunduk dengan wajah yang
sangat bersalah dan sangat ketakutan]
Bawang hijau : “apa? Kamu bilang maaf?! Segampangnya
kamu minta maaf dengan menghilangkan baju kesayangan aku tanpa
mengembalikannya” [dengan wajah kesal]
Bawang putih : “maafkan aku bawang hijau kumohon aku
janji aku akan membuatkan kamu baju yang lebih bagus lagi untuk mengganti baju
kamu yang hilang itu” [sambil memohon dengan menangis]
Bawang hijau : “ah apa-apaan kamu seenaknya bilang
begitu! aku juga tidak mau baju buatan mu yang jelek dan tidak cocok untuk aku
pakai awas kamu! akan kuaduin ke ibuku agar kamu dikurung digudang dan tidak
dapat keluar dimana-mana lagi”
[kemudian
bawang hiaju memanggil ibunya dan di saat bawang hijau memanggil ibunya bawang
putih berusaha kabur dari rumah dan tiba tiba ketahuan dengan saudaranya tersebut]
Bawang merah : “ibu itu bukannya bawang putih?”
Bawang hijau : “itu bawang putih kurang ajar dia
ngehilangin baju aku!” [dengan kesal]
Bawang merah : “kok bisa? Wah pasti anak ini sengaja
ayo kita kejar saja dia!”
Bawang hijau : “ayo bu, ayo bawang merah !!!”
Ibu bawang hijau& bawang merah : “hei bawang
putih jangan lari kamu dasar anak tidak tau diuntung”[dengan suara keras]
[Bawang Putih berlari ketakutan. Ia dikejar ibu bawang hijau dan merah dan kakak-kakaknya tersebut, karena telah menghilangkan pakaiannya. Tiba-tiba Pangeran menolong Bawang Putih.]
Pangeran: "Hei, Bawang Putih, kesinilah."
Bawang Putih: [Segera mengikuti kata-kata Pangeran.]
[Akhirnya, selamatlah Bawang Putih dari kejaran ibu tiri dan kakak tirinya. Pangeran membawa Bawang Putih ke tempat yang aman. Lalu, bercerita-cerita. Pangeran simpati dengan kisah hidup Bawang Putih langsung melamarnya. Ia ingin menyelamatkan hidup Bawang Putih.]
Pangeran: "Kisah hidupmu sungguh dramatis. Tapi, terlepas dari semua itu, sejak saya melihatmu, saya telah jatuh cinta. Bawang Putih maukah menikah denganku?"
Bawang Putih: "Bila itu keinginan Pangeran...saya bersedia"
[Maka, menikahlah mereka. Setelah menikah, Pangeran membereskan masalah antara Bawang Putih dengan ibu tiri dan kakak tirinya dan akhirnya bawang putih dan pangeran hidup bahagia selamanya tanpa bawang merah bawang hijau dan ibu bawang merah dan hijau]
[Bawang Putih berlari ketakutan. Ia dikejar ibu bawang hijau dan merah dan kakak-kakaknya tersebut, karena telah menghilangkan pakaiannya. Tiba-tiba Pangeran menolong Bawang Putih.]
Pangeran: "Hei, Bawang Putih, kesinilah."
Bawang Putih: [Segera mengikuti kata-kata Pangeran.]
[Akhirnya, selamatlah Bawang Putih dari kejaran ibu tiri dan kakak tirinya. Pangeran membawa Bawang Putih ke tempat yang aman. Lalu, bercerita-cerita. Pangeran simpati dengan kisah hidup Bawang Putih langsung melamarnya. Ia ingin menyelamatkan hidup Bawang Putih.]
Pangeran: "Kisah hidupmu sungguh dramatis. Tapi, terlepas dari semua itu, sejak saya melihatmu, saya telah jatuh cinta. Bawang Putih maukah menikah denganku?"
Bawang Putih: "Bila itu keinginan Pangeran...saya bersedia"
[Maka, menikahlah mereka. Setelah menikah, Pangeran membereskan masalah antara Bawang Putih dengan ibu tiri dan kakak tirinya dan akhirnya bawang putih dan pangeran hidup bahagia selamanya tanpa bawang merah bawang hijau dan ibu bawang merah dan hijau]
PENOKOHAN DAN WATAKNYA
1. Bawang
Putih : Gadis cantik, memiliki watak yang baik, penyabar, lembut, dan
pemaaf (Protagonis).
2. Bawang
Merah : Gadis yang memiliki watak licik, jahat, dan kasar (Antagonis).
3. Ibu
Bawang Merah Bawang hijau : Janda yang memiliki watak licik, kasar,
jahat.
4. Pangeran :
Pria tampan dan kaya yang memiliki watak baik dan bijaksana.
5. Bawang
Hijau : Gadis yang memiliki watak licik, jahat, dan kasar (Antagonis).
TEMA
Keluarga dan kehidupan
sehari-hari
LATAR
Latar dibedakan
menjadi tiga, yaitu :
1. Latar
Tempat: Rumah bawang putih, Sungai, Sungai belakang Istana, dan Istana
Kerajaan.
2. Latar
waktu : Pagi hari, Siang hari, dan Sore hari.
3. Latar
Suasana : suasana damai dan tentram, suasana sedih, suasana tegang, suasana
penuh semangat, , suasana bahagia.
AMANAT ATAU PESAN MORAL
1. Kita tidak boleh
melimpahkan pekerjaan kita kepada orang lain. Selama kita masih bisa
melakukannya sendiri.
2. Kita tidak boleh
semena-mena terhadap orang lain.
3. Selalu sabar, tabah,
menerima keadaan dengan lapang dada, pasti akan membuahkan hasil yang baik dan
memuaskan.
4. Orang yang berbuat baik
akan mendapatkan kebaikan pula.
Comments
Post a Comment